. Hal ini telah dibuktikan secara medis.
Shalat memang merupakan rangkaian aktivitas yang sangat lengkap, mencakup pergerakan secara jasmani dan rohani. Usaha untuk menjalankan kewajiban kepada Allah SWT ini memang telah banyak diteliti oleh para ilmuwan dunia yang tertarik dengan khasiat secara medis terhadap kesehatan manusia.
Shalat tahajud sebagai bagian dari shalat sunnah malam bila dilaksanakan dengan benar akan dapat membantu menekan stress, meningkatkan daya tahan tubuh dan bahkan diterapkan sebagai terapi penyembuhan.
Berikut ini artikel lengkapnya mengenai manfaat shalat tahajud secara medis dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan kegunaan atau faedah kesehatan lainnya. Semoga bermanfaat ya. Ibadah sempurna kesehatan tetap terjaga. Alhamdulillah.
Salat Tahajud Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Salat Tahajud dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Bahkan, Salat Tahajud yang dijalankan dengan penuh kesungguhan, khusyuk, tepat, ikhlas, dan kontinu dapat menumbuhkan persepsi dan motivasi positif dan mengefektifkan coping, respons emosi positif (positive thinking), dapat menghindarkan reaksi stress.
Demikian dikatakan Dr Mohammad Sholeh, pakar Salat Tahajud saat memberikan ceramah dalam acara buka bersama Serikat Pekerja Rumah Sakit Semen Gresik dengan anak yatim dan janda di aula RSSG, Jumat (4/9/2009). Menurutnya, Salat Tahajud yang menyehatkan adalah yang dilakukan secara khusyuk, ikhlas, gerakannya tepat dan istikamah.
"Dari hasil penelitiannya, membuktikan bahwa salat Tahajud dapat meningkatkan daya tahan tubuh imunologik dan untuk penyembuhan berbagai penyakit," tegas dia di hadapan para anak yatim dan janda.
Dijelaskan, Salat Tahajud yang dilakukan dengan khusyuk, ikhlas dan istikomah dapat menurunkan sekresi hormone kortisol. Dan bagi subyek yang normal secara kuantitas tercermin pada terkendalinya secresi kortisol dalam rentang 38-690 nmol/L.
Bahwa ikhlas mustahil dapat diukur dan dibuktikan secara ilmiah, melalui penelitian ini, terduga secara medis bahwa ikhlas yang dipandang sebagai suatu yang misteri itu dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormone kortisol tersebut.
No comments:
Post a Comment